Dalam artikel ini kami akan membahas mengenai strategi persidangan, termasuk di dalamnya adalah pengertian dan pentingnya strategi persidangan serta teknik menyusun strategi persidangan yang efektif. Penyusunan strategi persidangan merupakan salah satu keahlian yang sangat penting untuk dikuasai oleh para praktisi hukum di Indonesia.
Definisi Strategi Persidangan
Strategi persidangan adalah cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan hukum melalui litigasi dengan mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan oleh ketentuan hukum yang berlaku. Dengan kata lain, strategi persidangan merupakan cara atau rencana yang kita susun agar kita dapat memenangkan suatu kasus tanpa melanggar ketentuan hukum yang berlaku.
Pentingnya Strategi Persidangan
Pada dasarnya strategi persidangan merupakan hal yang sangat penting untuk disusun secara cermat oleh para ahli hukum. Keberhasilan dari suatu persidangan akan menentukan nasib dari klien yang bersangkutan. Dalam perkara perdata keberhasilan persidangan akan menentukan keuntungan atau kerugian yang diderita oleh para pihak. Sedangkan dalam perkara pidana, keberhasilan dalam persidangan akan menentukan terlanggarnya hak dari pihak yang sedang berkonflik dan sanksi yang akan diterima oleh para pelanggar. Oleh karena itu bagi para praktisi hukum seperti advokat, jaksa, dan hakim strategi persidangan merupakan inti atau jantung dari usaha mereka. strategi persidangan tidak hanya berpengaruh terhadap kredibilitas dan reputasi dari praktisi melainkan juga nasib dari para pihak.
Teknik Menyusun Strategi Persidangan
Sebelum menyusun suatu strategi persidangan, kita perlu memahami terlebih dahulu ”aturan mainnya,” di persidangan. Sebagaimana ketika kita melakukan suatu permainan atau pertandingan olahraga, di persidangan pun ada sejumlah peraturan yang perlu kita ikuti sebagai batasan agar para pihak tidak menghalalkan segara cara demi memenangkan persidangan. Aturan main yang dimaksud adalah hukum materiil (baik itu hukum pidana, perdata, tata negara, atau administrasi negara) dan hukum formil (hukum untuk melaksanakan isi hukum materiil, seperti hukum acara perdata, hukum acara pidana, hukum acara mahkamah konstitusi, dan hukum peradilan tata usaha negara).
Sebagai contoh jika perkara yang terjadi adalah perkara pidana maka dasar hukum yang perlu kita ikuti adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Wetboek van Strafrecht) yang akan digantikan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Hukum Materiil) serta Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Ketentuan Pasal yang relevan terkait jenis tindak pidana yang dilakukan, sanksi, dasar penghapus pidana, dasar pemberat, dan tata cara berjalannya persidangan pidana di Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana merupakan hal yang perlu terlebih dahulu kita pahami dengan cermat demi menyusun strategi persidangan yang efektif.
Setelah memahami segala aturan main yang ada, kita perlu memahami secara mendalam perkara yang sedang berlangsung. Siapakah para pihak, apakah hak yang dilanggar, bentuk pelanggaran (baik pidana, perdata, atau administrasi), kapan pelanggaran terjadi, bagaimana para pihak dapat berinteraksi, mengapa pelanggaran dilakukan, dan dimana pelanggaran dilaksanakan.
Sebagai contoh dalam perkara perdata, maka perlu kita pahami siapa para pihak yang bersengketa, dasar gugatan Penggugat (apakah wanprestasi atau perbuatan melawan hukum), serta informasi terkait kronologi kasus yang relevan dan dapat kita jadikan dasar untuk menyusun strategi di persidangan. Pastikan agar informasi yang kita kumpulkan benar adanya sehingga tidak ada kesalahan dalam data yang dapat menyebabkan kita salah dalam menyusun argumentasi hukum dan strategi persidangan. Selanjutnya hal yang perlu kita lakukan adalah menganalisa peluang bagi kita untuk memenangkan suatu perkara berdasarkan hubungan antara pelanggaran hukum yang terjadi (fakta) dengan ketentuan hukum yang ada (hukum formil dan materiil).
Selain itu, dalam menyusun strategi persidangan akan lebih baik jika kita juga memperhatikan aspek psikologis dari para pihak. Sebagai manusia tidak ada yang sempurna dan pastinya para pihak akan membuat suatu kesalahan ketika mereka mengalami emosi yang menganggu konsentrasi seperti rasa takut dan amarah. Jika kita ingin mencari celah dari pihak lawan tanpa melanggar hukum yang ada, maka kita harus secara teliti mengumpulkan informasi psikologis para pihak terutama melalui observasi terhadap perilaku mereka baik sebelum dan ketika di persidangan.
Perlu diingat bahwa strategi persidangan yang baik adalah strategi persidangan yang tidak hanya logis dan menunjukkan secara mendalam hubungan antara ketentuan hukum yang ada dengan fakta yang terjadi, melainkan juga bersifat adaptif dalam menghadapi situasi di persidangan yang terkadang tidak menentu. Ketika ada fakta hukum atau alat bukti baru di persidangan, maka strategi persidangan yang sudah kita susun akan terkena dampaknya. Oleh karena itu, sebagai ahli hukum kita perlu tetap tenang sehingga kita dapat menyusun strategi persidangan yang adaptif dan efektif di persidangan. Kita juga perlu tetap cermat dalam menyusun strategi persidangan agar strategi persidangan yang kita susun terhindar dari kesalahan berpikir (logical fallacy) yang akan menyebabkan kita kalah di persidangan.
Sumber: Hukumku